Gugusan pulau Wakatobi, Sulawesi Tenggara yang terbagi menjadi 4 pulau yaitu Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko yang memiliki keindahan alam yang tak kalah indahnya, mulai dari pesona bawah laut, kearifan lokal, hingga bentang perbukitan yang indah hingga terkenal sampai ke Luar Negeri.
Karena keindahannya, banyak kemudian desa-desa di Wakatobi yang masuk dalam 300 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023. Salah satunya adalah Desa Wisata Kahianga, Kecamatan Tomia Timur, Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Desa Kahianga sendiri merupakan desa adat di Kecamatan Tomia Timur, yang masih mempertahankan kearifan lokalnya melalui tradisi dan budaya. Desa Kahianga terbagi atas 3 (tiga) kawasan dusun, yakni Dusun Parigi, Dusun Bente, dan Dusun Lana. Berada pada ketinggian 300 Mdpl membuat wilayah daratannya sangat subur untuk menghasilkan potensi sumber daya alam yang dapat menunjang kelangsungan hidup bagi masyarakatnya.
Selain kegiatan pertanian dan perikanan sebagai sumber pendapatan ekonomi utama, masyarakatnya juga memiliki berbagai kegiatan yang sangat produktif, mulai dari pengembangan seni kerajinan tangan yang berbahan dasar bambu, pengolahan biji kopi, dan pengolahan jenis pangan lokal yang berbasis diversifikasi.
Dikutip dari jadesta.kemeparekraf.go.id kata “kahianga” sendiri merupakan kata yang berasal dari literatur lokal yang berarti Kahyangan. Kata tersebut sendiri menggambarkan keindahan desa wisata ini yang mampu memberikan ketentraman pada warganya maupun wisatawan yang datang di desa wisata ini.
“Dalam literatur lokal, kata “Kahianga” berasal dari kata “Kahyangan” yang berarti suasana tenteram dan bersahaja,” jelas Jian Anggie, pengelola Desa Wisata ini.
Sebelum menjadi desa wisata, Desa Kahianga sudah menjadi tujuan favorit bagi pengunjung lokal, wisatawan domestik dan mancanegara. Pesona pemandangan alam, seni, budaya, dan hutan ekologis telah menjadi magnet untuk tetap mengunjungi desa ini. Dengan berbagai potensi yang ada dalam pengelolaan desa wisata, Pemerintah Desa Kahianga dan masyarakat beserta lembaga lokal secara swakelola mengembangkan konsep Pariwisata Berbasis Masyarakat.
Konsep ini bahkan diakui oleh wisatawan asal Australia bernama Natalia yang pernah mengunjungi desa wisata ini. Sebagaimana yang disampaikannya melalui Instagram.
“Sebuah pengalaman yang tak terlupakan ketika terlibat dengan warga lokal dan menanam kacang merah dengan teknik tradisional bersama masyarakat,” tulisnya di Instagram.
Selain menawarkan paket wisata yang memanfaatkan kearifan lokal. Desa wisata ini juga menghadirkan pesona bawah laut yang tak kalah indahnya. Wisatawan dapat menikmati keindahan bawah laut Pulau Tomia dengan mengambil paket fun snorkling yang ditawarkan oleh pengelola desa wisata ini.
Jika bosan dengan hiburan bawah laut, wisatawan juga dapat menikmati sang fajar kembali ke peraduan di Kedai Kopi Kahianga yang terletak di atas bukit dengan pemandangan laut yang memukau mata. Selain itu kopi yang ditawarkan juga merupakan kopi olahan asli dari masyarakat lokal.
Berminat mengunjungi desa wisata ini? pihak pengelola telah menyiapkan paket wisata yang lengkap mulai dari Rp 1,5 Juta perharinya hingga 2,5 Juta tergantung paket wisata yang dipilih. Namun wisatawan tak perlu khawatir karena paket yang ditawarkan cukup lengkap, mulai dari homestay dan glamping, camping di pantai, sejarah dan religi, agro edukasi, trekking, dan banyak lagi pilihan yang pastinya memberikan kepuasan kepada pengunjungnya.
Hal tersebut bahkan diakui langsung oleh Rayhan Alfatih salah satu wisatawan yang pernah merasakan langsung keindahan desa wisata ini.
“Tempat yang penuh dengan pesona alam dan budaya. Wisatanya lengkap di semua waktu, Pagi, Siang, Sore hingga Malam, dan semuanya selalu bikin takjub,” tutur pemuda asal Pare, Kediri tersebut.